Rabu, 23 September 2009

Sekilas Tentang Jin

Innasyaithonu kaana minal jinni fafasaqa an amri robbihi" Sesungguhnya Syetan itu bagian dari Jin yang membangkang pada perintah Rabb-nya. Jadi setiap jin yang fasiq adalah Syetan, menurut ayat itu. Syetan juga bisa berasal dari manusia (surat annaas ayat 4 hingga 6). Jadi jin yang biasa mengganggu manusia baik yang merasuki jiwa (membuat kesurupan), maupun masuk tapi tidak membuat orang kesurupan adalah kategori syetan.

Kedua, adakah Jin yang masuk kedalam tubuh manusia tapi tidak menjadikan orang kesurupan ? Ada ! Dalam kondisi ini Jin masuk kedalam tubuh manusia lalu mempengaruhi amal ybs dengan amal-amal buruk serta keinginan-keinginan buruk, mereka ini adalah golongan syetan (ke satu diatas). Indikasinya, jika pada diri kita ada gelinjang-gelinjang keburukan atau amal-amal buruk, maka itu dari syetan (syaithon) dan kita telah terbujuk olehnya. Karenanya, segeralah jika sudah terlanjur melakukan amal buruk, bertaubatlah dan jangan ulangi. Rasulullah mengatakan "... wa 'utbi'ussyayyiatal hanata tamhuuha" maka ikutilah keburukan itu dengan kebaikan, niscaya ia akan menimpanya. Lakukanlah amal sholeh sebagai kafarat (penebus) keburukan yang pernah kita lakukan. Contoh applikasi hadits ini, diantara shahabat nabi ada yang terlambat jamaah shalat ashar dikarenakan menikmati jalan-jalan dikebun kurma-nya yang lebat. Lalu ketika didapatinya shalat ashar tersebut hampir selesai dan ia masbukh, maka segera ia ikrarkan kebun kurma yang ditinjau-nya tadi untuk di infaqkan, sebagai wujud kafarat pada dirinya. Karena beliau R.A. menganggap dirinya telah berdosa karena lalai dalam shalat berjama'ah ashar.

Lalu adakah jin yang muslim dan shaleh ?

Banyak..! Quran Surat Jin ayat 11 menjawab hal ini. Lalu mengapa Jin masuk dan merasuki manusia ? Banyak alasan mereka. Ada yang hanya karena iseng, ada yang karena terganggu tempatnya yang tadinya sepi jadi rame atau kamar yang tadinya di tempati jadi suka dipakai pengajian atau suka dijadikan tempat shalat berjamaah atau jadi tempat ibadah lainnya, lalu ia marah karena merasa terusik, balas dendam dengan ngamuk (ngambek kayak anak kecil). Ada juga yang memang spesialisasinya membuat orang kesurupan. Sebab dengan membuat orang kesurupan otomatis akan menghalangi ia dari ibadah kepada Allah.

Sekali lagi, bahwa Jin yang seperti itu adalah Syaithon. Tak perlu takut, sebab mereka juga makhluk seperti kita, mereka juga kawin dan beranak, mereka juga bisa marah dan ramah, mereka juga ada yang sholeh dan ada yang bergajul. Bedanya, mereka tidak terlihat. Dan jin yang sholeh tidak pernah melakukan aksi membuat orang kesurupan, jadi jangan terkecoh kalau ada orang melihat orang kesurupan lalu minta ngaji atau dibacakan Qur'an, lantas kita beranggapan yang masuk jin Islam. Bohong..! Sebab jin yang sholeh sibuk beribadah kepada Allah dan berda'wah dikalangan jin, mana mungkin waktu mereka di
manfaatkan untuk "nyurup" kemanusia.

Siapa saja yang bisa kesurupan? Semua orang berpotensi untuk mengalaminya, kecuali, mereka yang dawam dalam tilawah Qur'an dan berusaha memahami isinya serta mengamalkan dan berda'wah. Mereka para huffadz, yang senantiasa menghafal Qur'an dan tak lepas dari hafalannya. Mereka yang dawam dalam berdo'a dengan sepenuh hati dipagi dan sore hari.

Lalu si fulan/fulanah kesurupan padahal dia rajin membaca Qur'an.. kenapa ? Sangat mungkin, jika kekuatan pertahanan dirinya lebih lemah dari jin yang menyurupinya. Karena itu perkuat diri kita dengan amal-amal sholih dan kuatkan interaksi dengan Qur'an. Bisakah seseorang kesurupan pada daerah-daerah tertentu ..? Bisa saja, jika jin di daerah itu terganggu dan pertahanan kita lemah. Lalu perlukah kita "kulunuwun" kalau lewat daerah
tertentu dengan "permisi mbah.. cucumu numpang lewat.." dan semacamnya ? Tidak perlu..! Sebab dengan begitu menunjukkan kelemahan izzah manusia kita dihadapan jin. Padahal sesungguhnya mereka itu lemah, tertulis dalam Quran Surat Jin .

Kenapa mereka yang sedang berusaha giat beribadah kok diganggu jin dengan model kesurupan. Lha ia.. sebab kalau dia sedang mabuk minuman keras, jin gak perlu lagi mengganggu dia kan..?! karena jin itu syaithon yang fasik pada perintah Rabbnya.

Terakhir, Jika dirumah kita ada kucing yang tidur dalam rumah kita, makan dirumah kita dari sisa-sisa makanan kita, sementara ia tidak pernah mencuri makanan kecuali ia makan-makanan sisa kita yang kita buang dan ia tak pernah mengganggu harta, diri, serta anak-anak kita. Walau sebenarnya kita tak memelihara kucing itu. Layakkah kucing itu kita usir..? Tak perlu bukan..?! Demikianlah jin. Tak perlu repot repot ngusir jin dari rumah kita dengan berbagai cara, bahkan hingga pawang jin kita undang. Selama mereka tak mengganggu kita. Yang perlu adalah perkuat diri kita dengan 3 piranti diatas tadi. Misal, ketika kita menempati rumah baru dan didalamnya sudah ada jin yang lebih dahulu datang. Tak perlu takut dan sibuk cari pawang jin. Lakukan saja amal sholeh harian kita, dan biarkan mereka mendengar bacaan Qur'an kita, melihat sholat kita, mendengar nasehat kita pada anak-anak kita, melihat kelembutan sang ayah pada istri dan anaknya, menyaksikan bagaimana sang bunda bertanggung jawab atas titipan suaminya serta menjadi madrasah bagi anak-anaknya. Jika mereka para jin itu mengambil pelajaran, niscaya mereka akan beriman dan beribadah seperti kita, lalu dia akan berda'wah kekalangan jin yang lainnya. Jika dia tak juga beriman, niscaya ia akan gerah dan akan pergi dari rumah kita. Ingat bahwa anda yang punya rumah, bukan jin. Buktinya anda punya bisluit dan jin tidak punya, anda punya bukti pembayaran pajak dan jin tak punya. Enak saja mahluk yang numpang mau jadi tuan di rumah pribumi, tak ada kamusnya bukan..?!

Sekian, semoga bermanfaat.

- 13 Januari 2007


Sumber :

Wawan Setawan

http://www.pmij.org/index.php/content/view/99/38/

23 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar